Seruan Solidaritas, Komitmen, dan Kolaborasi Global untuk Perlindungan Pengungsi dan Pencari Suaka pada Hari PBB
RedaksiNews.co.id, Jakarta, 24 Oktober 2025 — 24 Oktober diperingati sebagai Hari PBB, menandai 80 tahun berlakunya Piagam PBB. Piagam ini adalah landasan bagi perdamaian dunia, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), dan kepatuhan terhadap hukum internasional. SUAKA menggunakan momentum ini untuk merefleksikan perlindungan pengungsi dan pencari suaka, isu yang menghadapi tantangan yang makin besar di semua tingkatan.
SUAKA menekankan peran krusial PBB dan lembaga-lembaga khususnya, terutama UNHCR dan IOM. Kami menyerukan agar kinerja mereka lebih kolaboratif, akuntabel, dan berdampak, khususnya di tengah menipisnya sumber daya dan konflik global yang terus berlanjut. PBB juga harus mendorong negara-negara anggota untuk memprioritaskan perspektif HAM dalam kebijakan, penerimaan, dan pemberdayaan komunitas pengungsi.
PBB juga perlu menggerakkan agensi-agensi lainnya untuk menangani isu-isu spesifik pengungsi. SUAKA mencatat bahwa hak-hak dasar seperti hak atas pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan belum terlindungi secara komprehensif di Indonesia. Oleh karena itu, lembaga khusus seperti WHO, ILO, dan UNICEF juga harus berperan lebih besar dalam advokasi perlindungan pengungsi dan pencari suaka.
SUAKA mendesak negara-negara untuk melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai implementor Piagam PBB dan hukum HAM. Migrasi paksa sering kali disebabkan oleh konflik berkepanjangan, perang, serta persekusi dan diskriminasi—faktor-faktor yang harus dicegah oleh negara. Negara wajib mengupayakan perdamaian global dan memastikan perlindungan bagi komunitas terdampak.
Komitmen negara terhadap hukum internasional, termasuk Konvensi HAM PBB, mewajibkan mereka untuk menghormati dan memenuhi hak-hak pengungsi dan pencari suaka. Belum diratifikasinya Konvensi Pengungsi 1951 tidak boleh menjadi penghalang bagi aksi perlindungan oleh negara. Negara juga harus mendukung upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan pengungsi dan menambah kuota resettlement ke negara ketiga di tengah tingginya kebutuhan.
Angga Reynady, Direktur Eksekutif SUAKA, menyatakan, "Hari PBB mengingatkan kita bahwa krisis pengungsi menuntut tindakan kolektif dan kemanusiaan. Kami mendesak agar komitmen global diperkuat untuk memastikan tidak ada satu pun individu yang tertinggal." Atika Yuanita, Ketua Perkumpulan SUAKA, menutup, "Kami memperbarui komitmen untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak pengungsi, berlandaskan semangat Piagam yaitu solidaritas, keadilan, dan kemanusiaan."
*Narahubung*:
Angga Reynady: 0819 4943 4214
Annabella Arawinda: 0851 2123 0272

